Wednesday, June 6, 2012

Parang-Ndok, Tebing Berjuta Kisah

6Halo Putra Ibu Bumi, apa kabar...??? Kali ini saya tidak bercerita kegiatan petualang mendaki gunung, panjat tebing, atau petualangan lainnya. Saya hanya akan sedikit bercerita tentang sebuah tebing karst yang ada di Yogyakarta dengan berjuta kisah yang ada (tapi saya cuma cerita beberapa aja yah, kalo berjuta-juta kebanyakan)...hehehehhehe....Ok tanpa perlu memperpanjang dan memperlebar basa-basi nya, langsung aja yah...

Setiap kali mendengar nama tempat Tebing Parang ndok, saya langsung teringat dengan kegiatan Diklatsar GAPADRI, Mapala STTNas Yogyakarta, yang pernah saya ikuti. Tebing ini terlalu menyeramkan waktu itu (karena saya baru pertama kali waktu itu). Rappeling dari ketinggian hampir 75 meter, dengan view pantai Parang Tritis, dan dalam kondisi dibawah tekanan (namanya juga masih peserta)....hehehehheee....tapi bukan ini inti ceritanya.

Namun, dibalik cerita diklatsar itu, ada sebuah lagu yang sering dinyanyikan oleh senior-senior saya yang benar-benar membuat saya kagum sama pencipta lagu itu. Konon kabarnya lagu itu diciptakan oleh seorang senior saya yang sedang putus cinta, dan terinspirasi tebing ini untuk melampiaskannya....lagu ini dibuat sekitar tahun 80-90an (katanya lho), karena gak ada manuscript yang jelas, dan hanya diperdengarkan dari mulut kemulut dan belum pernah di recording di studio rekaman.

Ok, karena belum ada rekamannya, saya menuliskan Liriknya saja ya....



Parang Ndok
Sunyi dihati, Sepi dijiwa
baik buruk awal dari sebuah kisah
tak perlu kau sesali
tak perlu kau tangisi
terhempas ku disebuah tebing Parang Ndok


Kucium, kupeluk,kuraba dan kupanjat
hancur hatiku hancurlah jariku
tak seputih magnesium
manisnya kemesraan
begitulah yang dijanjikannya


Reff :
Matahari kan bersinar lagi
Esok masih ada
walau tanpa kamu
hidup ini tetap indah
aku tetap aku


disaat gundah melanda
kusandang kembali ransel biruku
kulangkahkan kaki ini
susuri jalan setapak sunyi
menuju sebuah desa di kaki Merapi


Tetes embun pagi sejukkan hatiku
tetes embun pagi segarkan jiwaku
damai yang kudapati
tak jua engkau mengerti
cobalah mengerti arti hidup ini
(Back to Reff)


Yah, bagiku lirik lagunya mempunyai arti yang begitu dalam. Sebuah penghargaan terhadap hidup yang tidak di salurkan dalam hal-hal yang Negativ ketika sedang menghadapi masalah, namuin disalurkan dengan kegiatan positif (olahraga misalnya), jadi selain dapat melupakan masalah juga membuat tubuh menjadi sehat...Tul gak...????

Lagu ini sering dibawakan oleh Band Rendang Jengkol, band beraliran Reggae & Dangdut hasil kreativitas teman-teman GAPADRI, dan selalu mendapatkan sambutan antusias oleh para komunitas Pecinta Alam di Yogyakarta ketika memperdengarkan lagu ini dalam setiap event panggung musik ala Mapala.

Nah, sahabat petualang mohon maaf jika tulisan ini agak sedikit acak-acakan dan kurang berkesan. Untuk itulah saya minta saran dan dukungan dari Sahabat Petualang sekalian untuk dapat memberika komentarnya.....

Salam Lestari,

0 comments:

Post a Comment